Problematika Nilai Tukar Mata Uang

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, saat ini uang tidak lagi dijaminkan dengan emas, tapi dijaminkan dengan “janji-janji” pemerintah (berupa obligasi, surat hutang, dsb). Akibatnya setiap nilai tukar mata uang menjadi sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kondisi ekonomi suatu negara.

Ini karena “Pasar” (mereka yang berkepentingan dengan nilai tukar mata uang tersebut: investor, ekportir, importir, industri manufaktur, bank, dsb) tidak sekedar percaya dengan “janji-janji” pemerintah, akan tetapi mereka melihat dinamika fondasi ekonomi negara tersebut.

Beberapa waktu belakangan ini tanpa disadari banyak orang, tengah terjadi problematika nilai tukar mata uang. Problematika ini terjadi karena US dan Uni Eropa mengalami krisis hutang, yang tanda-tandanya sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu.

US dan Uni Eropa sebagai pemimpin perekonomian dunia ternyata terlilit hutang yang mereka sendiri tidak mampu membayarnya. Bahkan di bulan Agustus 2011, perusahaan pemeringkat ekonomi dunia Standard & Poor menurunkan tingkat kredibilitas Pemerintah US. Artinya kredibilitas “janji-janji” pemerintah US turun, dan mata uang USD yang dijamin dengan “janji-janji” pemerintah, secara otomatis juga turun kredibilitasnya. Padahal US Dollar dan Euro selama ini dianggap sebagai mata uang yang “terkuat”, yang paling stabil nilainya. Akibatnya muncul kekhawatiran terhadap stabilitas nilai tukar mata uang, bukan hanya pada USD tapi juga sebagian besar mata uang yang ada, karena krisis ini akan berdampak ke seluruh dunia.

Siapa yang khawatir dan apa sebenarnya yang dikhawatirkan?

1. Investor, mereka yang menanamkan modalnya dalam nilai USD, ketika USD “anjlok” tentu nilai modal mereka juga “anjlok”. Misalnya nilai investasi 100 juta USD, ketika USD turun maka nilai investasi mereka pun turun menjadi 90 juta USD. Mereka rugi 10 juta USD hanya karena penurunan nilai USD 10 poin.
2. Bank atau lembaga finansial, yaitu mereka yang meminjamkan uangnya dalam nilai USD, akan bernasib sama. USD anjlok, nilai uang mereka dan bunga yang mereka pinjamkan akan turun.
3. Eksportir, Importir, Industri manufaktur, dan pelaku perdagangan internasional lainnya, akan mengalami hal yang sama dari dampak penurunan nilai tukar.

Apa dampaknya?

Mereka yang berkepentingan dengan nilai tukar suatu mata uang tersebut (investor, ekportir, importir, industri manufaktur, bank, dsb), membutuhkan suatu instrumen mata uang atau investasi alternatif untuk menyimpan dan menjadi sarana pembayaran transaksi perdagangannya.

Kebutuhan akan instrumen alternatif inilah yang kemudian menjadikan komoditas emas dalam USD dan Euro (XAuUSD dan XAuEUR) sebagai satu pilihan alternatif yang terbaik.

Bahkan beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa XAU (Kurs Emas) akan menjadi mata uang alternatif terbaik selain USD.

Apakah Xau itu?

XAu (Aurum – nama kimia untuk emas) adalah komoditas emas dalam satuan troy ounce, yang sebelumnya diperdagangan di bursa komoditas, namun sekarang sudah diperdagangkan di bursa mata uang, seperti halnya mata uang dalam nilai USD (XAUUSD) dan Euro (XAUUSD).

Klik >>> Kembali ke 5 Pertanyaan

TRADING EMAS ONLINE